Lambat Direspon, Sampel MBG SMK Negeri 5 Ternate “Kadaluarsa”

Lambat Direspon, Sampel MBG SMK Negeri 5 Ternate “Kadaluarsa”
Widya, salah satu siswa SMK Negeri 5 Kota Ternate yang diduga alamii keracunan pasca menyantap MBG, saat ini sedang menjalani perawatan di RSUD Chasan Boesoeri. (Foto: Pijarpena.id/Rudi Ruhiat)

Peristiwa dugaan keracunan di SMK Negeri 5 Kota Ternate masih meninggalkan tanda tanya apakah disebabkan karena MBG. Pasalnya, makanan yang akan diuji tidak lagi layak dijadikan sampel karena telah melewati batas waktu pengujian atau kadaluarsa.

Ternate, Pijarpena.id

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan A2, Amar Sidik membenarkan adanya peristiwa di SMKN 5 Kota Ternate yang terjadi pada 22 Juli 2025. Dirinya juga mengungkapkan jika makanan yang akan diuji tidak lagi layak dijadikan sampel karena telah melewati tenggat waktu untuk memastikan penyebab dari sakitnya para pelajar itu.

Disebutkan, indikasi awal setelah para siswa menyantap MBG di hari Selasa. Namun, kata Amar, laporan yang masuk ke SPPG dua hari setelah kejadian yakni pada Kamis (24/07/2025).

Laporan yang diterima menyebutkan jika sekitar 17 siswa yang tergabung dalam satu kelas di SMKN 5 Kota Ternate setelah mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) mengalami gejala demam, muntah, hingga sakit perut.

Baca pula:  9 Hari Selami Bawah Laut Soasio, Ini Temuan Tim Ekskavasi BPK Wilayah XXI

Gejala itu, ucapnya, diketahui terjadi pada Selasa malam dimana itu hanya terjadi pada sebagian siswa. Sementara pada hari Rabu atau besoknya, sebagian siswa lainnya ikut menyusul dengan gejala yang sama.

“Saya kemudian konfirmasi ke sekolah terkait untuk mendata kembali nama-nama yang terdampak. Dari 17 siswa, tiga dirawat di rumah sakit sementara lainnya di rawat di rumah,” ungkapnya pada wartawan, Jumat (25/07/2025).

Sayangnya, untuk memastikan apakah makanan yang dikonsumsi sebagai penyebab sakit yang dialami para pelajar itu tidak dapat lagi dijadikan sampel untuk diuji.

Dikatakan, sebenarnya di hari yang sama, pihaknya sudah menyiapkan pengecekan sampel dengan maksud bekerja sama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate. Sayangnya, Dinkes baru merespon masalah tersebut pada 25 Juli 2025 (Jumat).

Baca pula:  Motoris Speedboat Pelabuhan Dufa Dufa Desak Pemprov Tinjau SK Tarif Ternate-Jailolo

“Sementara sample itu sudah tidak bisa diuji coba karena umur sample hanya batas 2×24 jam sehingga sudah melewati batas waktu,” ucapnya.

Mengingat sampel sudah tidak layak lagi, maka jalan keluar yang ditempuh Dapur MBG dan tim dari Dinkes yakni akan menemui siswa-siswa yang terdampak.

“Untuk mengidentifikasi gejala lanjutan,” tutur Amar seraya menambahkan ada beberapa siswa yang masih dirawat di RSUD Chasan Boesoerie dan Rumah Sakit Prima.

“Untuk saat ini dari kami juga belum mengetahui pasti kira-kira sakit yang dialami siswa ini disebabkan karena apa,” tutupnya. (rud/fm)

WhatsApp Channel PIJARPENA.ID