Gandeng Profesional Underwater, BPK XXI akan Ekskavasi Bangkai Kapal Perairan Tidore

Gandeng Profesional <i>Underwater</i>, BPK XXI akan Ekskavasi Bangkai Kapal Perairan Tidore
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Provinsi Maluku Utara, Winarto SS. (Foto: Rudi Ruhiat/Pijarpena.id)

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI Maluku Utara (Malut) berencana mengekskavasi cagar budaya bawah laut di perairan Soasio, Kota Tidore Kepulauan (Tikep) pada 16 Juli 2025. Sejumlah profesional diundang untuk turut membantu proses ekskavasi ini.

Ternate, Pijarpena.id

Kegiatan ekskavasi bawah laut ini melibatkan fotografer dari Jakarta, arkeolog underwater dari Yogyakarta, struktur dari Makassar, akademisi Ilmu Kelautan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate dan sejumlah unsur dari Kota Tidore Kepulauan.

“Ekskavasi bawah laut ini baru pertama kali akan dilakukan di BPK Wilayah XXI. Namun tim intinya sudah pengalaman,” ujar kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara, Winarto SS pada Pijarpena.id di ruang kerjanya pada Senin, (14/07/2025).

Baca pula:  Ini Penemuan Cagar Budaya di Kastela selain Benteng Fuerza Nueva

Sementara itu, tim pelaksana Ahli Muda Pamong Budaya BPK XXI Malut, Irwan mengatakan, ekskavasi ini bertujuan untuk mengungkap misteri yang diduga bangkai kapal yang sudah mereka survei selama tiga tahun.

Lebih lanjut, ia bilang cara ekskavasi ini kurang lebih sama dengan ekskavasi di darat, namun yang membedakan adalah cara teknis pelaksanaan, karena kondisi lingkungan dan kerjanya berada di bawah laut.

“Dalam ekskavasi kami menggunakan alat selam dan kita pasang layer atau garis bantu untuk pemetaan di lokasi bangkai kapal, tentukan ploting lalu penggalian,” katanya.

Selain itu ia menambahkan, tujuan lain dari ekskavasi ini adalah mencari tahu asal dari bangkai kapal tersebut, apakah bangkai kapal tersebut itu berasal dari Spanyol, Portugis ataupun Cina bahkan Arab.

Baca pula:  Gubernur Malut: “Pemprov akan Cetak 1.000 Pelatih Sepakbola Bersertifikat”

“Intinya kami mau ungkap dulu secara detail bentuknya. Kemudian kita ambil sampel untuk dimasukkan ke lab. Ini merupakan upaya pelestarian situs cagar budaya bawah laut di perairan Soasio Tidore Kepulauan,” pungkasnya. (rud/fm)

WhatsApp Channel PIJARPENA.ID